Sejauhini, untuk kebutuhan tiga kredit tersebut BPR Kota Bandung telah menggelontorkan sekitar Rp 60 miliar dengan rata-rata pinjaman Rp 1-2,5 juta per nasabah. Khusus Kredit Mesra, sudah bisa
MUI Kota Bandung Himbau DKM Manfaatkan Kredit Mesra Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Bandung menghimbau para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid DKM untuk memanfaatkan program Kredit Mesjid Sejahtera Mesra. Fasilitas pembiayaan dari PD BPR Kota Bandung ini berpotensi menggerakkan ekonomi kerakyatan berbasis masjid. Ketua MUI Kota Bandung Miftah Faridl berpandangan, uang umat jangan dikumpulkan begitu saja tanpa manfaat. Kembalikan manfaatnya untuk umat, berupa sarana atau modal. Asal pertanggungjawabannya jelas dan ada lembaga yang mengurusinya. Maka Kredit Mesra merupakan salah satu jawabannya. “Pemkot Bandung punya program Kredit Mesra. Kami menghimbau para pengurus DKM agar memanfaatkannya sebagai jalan untuk menyejahterakan umat,” ungkapnya ditemui selepas sosialisasi Kredit Mesra yang berlangsung di Gedung Serba Guna GSG Balaikota, Jalan Wastukancana, Bandung, Kamis 14/9/2017. Pihaknya pun mengapresiasi adanya terobosan tersebut. Ulama, lanjutnya, mendukung penuh dan berupaya untuk membantu apa yang bisa dilakukan. “Ini sangat baik untuk mengatasi persoalan yang muncul karena banyaknya rentenir,” timpalnya. Dia mengakui ada saja risiko yang muncul dari pembiayaan tanpa agunan dan tanpa jasa tersebut. Tapi ini, kata dia, merupakan langkah nyata yang harus didukung bersama demi menggerakkan ekonomi kerakyatan. “Kredit Mesra juga bisa menguatkan peran mesjid tidak hanya sebagai tempat beribadah melainkan juga untuk memberikan kesejahteraan bagi umat. Dan secara keilmuan, pembiayaan ini diperbolehkan atau halal karena bukan transaksi bisnis di dalam mesjid,” tuturnya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur BPR Kota Bandung Rio Zakaria menambahkan, sejak diluncurkan, respon masyarakat terhadap Kredit Mesra sudah cukup bagus. Sudah ada sekitar 100-an masyarakat mengajukan pembiayaan. “Alhamdulillah, direspon positif oleh masyarakat kota Bandung. Kami terus-terusan sosialisasi sampai ke tingkat kewilayahan. Dalam satu hari bisa sampai tiga tempat yang berbeda,” bebernya. Sementara itu, Warga Muararajeun Lama, Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Ratna Kurniawati 49 mengaku sangat terbantu dengan adanya Kredit Mesra. Dengan ketiadaan bunga, tanpa agunan, serta cicilannya sangat ringan. “Sepuluh hari lalu saya pinjam Rp1 juta dari Kredit Mesra. Uangnya saya gunakan untuk membayar roda yang sehari-hari digunakan untuk berjualan serabi. Alhamdulillah, saya sangat terbantu dengan adanya Kredit Mesra ini,” pungkas wanita yang merupakan anggota Baitul Maal Arum tersebut. BPRKota Bandung akan semakin fokus ke tiga layanan tersebut. Ketiga produk tersebut antara lain Kredit Melati (Melawan Rentenir), Kredit Bagja (Membangun Keluarga Sejahtera), dan Kredit Mesra (Mesjid Sejahtera). Hal itu dikemukakan oleh Kepala Bagian Ekonomi, Lusi Lesminingwati saat Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa KREDIT MESRA, DARI MASJID UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT Kredit Mesjid Sejahtera Mesra resmi diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bandung, ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PD. Bank Perkreditan Rakyat BPR Kota Bandung dengan Koperasi Syariah Masjid di Masjid Ukhuwah Kota Bandung, Senin 21/8/2017. Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial turut menyaksikan peristiwa bersejarah itu. Kredit Mesra berasal dari gagasan untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Melalui masjid, pemerintah kota dan Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung ingin mendekatkan lembaga finansial ke masyarakat. “Ini bukan hibah bansos tapi adalah kredit untuk berusaha yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar masjid,” ucap Ridwan usai peluncuran Kredit Mesra. Tidak hanya memberikan pinjaman modal, pihak masjid juga akan memberikan pelatihan dan pembinaan terhadap peminjam. MUI Kota Bandung akan bertugas sebagai pengawas dan pembina koperasi di masjid-masjid. Saat ini, ada 27 koperasi berbasis masjid yang tersebar di seluruh wilayah di 19 kecamatan. Pengajuan kredit Mesra ini juga tergolong mudah. Warga hanya perlu menyerahkan foto kopi KTP, kartu keluarga, surat nikah bagi yang sudah menikah, surat persetujuan pasangan bagi yang sudah menikah, pas foto pemohon, foto usaha, dan rekomendasi dari koperasi syariah. Rekomendasi tersebut bertujuan agar penerima kredit ini dipastikan adalah jamaah masjid yang taat. Tak hanya kredit perorangan, kredit juga bisa diajukan secara berkelompok dengan plafond pinjaman sebesar per orang, disesuaikan dengan hasil analisa PD. BPR Kota Bandung. Dengan suku bunga 0%, jangka waktu 12 bulan, dan tanpa agunan, kredit ini diharapkan tidak akan memberatkan warga. Selain mendorong masjid untuk menyosialisasikan kepada jamaahnya, PD. BPR Kota Bandung juga telah menyiapkan petugas untuk mencari nasabah dengan sistem jemput bola’. Saat peluncuran dilakukan, ada 8 tim mobile yang siap terjun ke lapangan menawarkan kredit kesejahteraan ini kepada warga yang membutuhkan. Mereka adalah tim senior BPR Kota Bandung yang sudah berpengalaman. Ridwan berharap, seluruh tim Kredit Mesra, baik dari pemerintah kota, MUI, DKM, maupun PD BPR Kota Bandung dapat menyukseskan program ini untuk kemaslahatan masyarakat. Kelak, ia berharap bisa mereduksi angka kemiskinan di Kota Bandung dengan peluang ini. “Diharapkan para ketua DKM yang jumlah masjidnya ada 4000 bisa proaktif mengentaskan kemiskinan dengan cara-cara syariah, dengan cara yang baik sehingga masjid menjadi simbol kebangkitan, tidak hanya tempat ibadah tetapi juga kebangkitan sosial dan ekonomi,” tegasnya.
Setorancicilan Kredit Mesra juga berlaku tanpa agunan alias bunga. Pengajuan Kredit Mesra ini dapat dilakukan kepada pengurus rumah ibadah terdekat. Warga Jabar dapat mengajukan Kredit Mesra dengan membentuk kelompok beranggotakan minimal 5 orang dan maksimal 10 orang serta direkomendasikan oleh pengurus rumah ibadahnya masing-masing.
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Bandung mengimbau para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid DKM untuk ikut menyukseskan program Kredit Mesjid Sejahtera Mesra kepada masyarakat. Fasilitas pembiayaan dari PD BPR Kota Bandung ini berpotensi menggerakkan ekonomi kerakyatan berbasis MUI Kota Bandung KH Miftah Faridl mengatakan program ini sangat bagus untuk ekonomi umat. Sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui masjid masyarakat bisa mendapatkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan."Uang umat jangan dikumpulkan begitu saja tanpa manfaat. Kembalikan manfaatnya untuk umat, berupa sarana atau modal. Asal pertanggungjawabannya jelas dan ada lembaga yang mengurusinya. Maka Kredit Mesra merupakan salah satu jawabannya," kata DKM masjid harus memanfaatkan program ini untuk kepentingan umat. Karenanya diminta aktif menyosialisasikan untuk digunakan masyarakat. Pemkot Bandung punya program Kredit Mesra. Kami menghimbau para pengurus DKM agar memanfaatkannya sebagai jalan untuk menyejahterakan umat, pun mengapresiasi adanya terobosan tersebut. Ulama, lanjutnya, mendukung penuh dan berupaya untuk membantu apa yang bisa dilakukan. Program Kredit Mesra dapat menjadi solusiuntuk mengatasi persoalan yang muncul karena banyaknya mengakui ada saja risiko yang muncul dari pembiayaan tanpa agunan dan tanpa jasa tersebut. Tapi ini, kata dia, merupakan langkah nyata yang harus didukung bersama demi menggerakkan ekonomi Mesra juga bisa menguatkan peran mesjid tidak hanya sebagai tempat beribadah melainkan juga untuk memberikan kesejahteraan bagi umat. Dan secara keilmuan, pembiayaan ini diperbolehkan atau halal karena bukan transaksi bisnis di dalam mesjid, tuturnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
PemerintahKota Bandung resmi meluncurkan program kredit masjid sejahtera atau kredit mesra di Masjid Agung Al-Ukhuwah, Senin (21/8/2017). Pemkot Bandung Luncurkan Kredit Mesra untuk Jamaah Masjid . Ananda Muhammad Firdaus - Senin, 21 Agustus 2017 | 11:01 WIB
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung dalam waktu dekat akan melahirkan inovasi baru yaitu Kredit Masjid Sejahtera Mesra. Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, kredit untuk masjid tersebut akan disalurkan pekan ini."Dalam waktu seminggu ini kita akan melahirkan inovasi baru, yaitu kredit yang disalurkan lewat masjid namanya Mesra," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Hotel Savoy Homan, Kamis petang 3/8.Emil mengatakan, program kredit yang disalurkan melalui Dewan Keluarga Masjid DKM itu ditunjukkan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Jadi, kepada warga yang kurang mampu, sekarang jika butuh bantuan keuangan buat usaha bisa mendatangi masjid."Nanti DKM masjid bekerja sama dengan BPR Kota Bandung untuk melakukan mekanisme penyaluran keuangannya dalam bentuk koperasi di masjid," kata Emil. Menurut Emil, sekitar masjid di Kota Bandung akan menjadi penyalur kredit dalam program tersebut. "Nanti kita MoU dengan MUI kredit lewat masjid. Syaratnya tidak pakai bunga, tidak pakai agunan," teknis pinjaman dalam program itu, kata dia, akan terlebih dulu dibicarakan dengan MUI dan BPR. Program kredit mesra ini berbasis sosial, artinya warga harus melakukan peminjaman dana secara membuat program Mesra, menurut Emil, Pemerintah Kota Bandung juga akan menghilangkan prosedur perizinan usaha bagi masyarakat yang akan berbisnis terutama bagi usaha mikro kecil dan menengah UMKM dengan modal di bawah Rp 500 juta."Jadi bisnis di bawah Rp 500 juta tidak perlu memakai izin. Tapi lapor aja pake HP handphone ke Pak Wali, saya bisnis apa," masyarakat yang akan melapor, kata dia, hanya tinggal mengunduh aplikasi "Gampil" di telepon pintarnya, kemudian mengisi formulir untuk pemberitahuan membangun usaha. Penghilangan izin tersebut, sebagai upaya pemerintah dalam melindungi pengusaha UMKM serta meningkatkan akselerasi ekonomi masyarakat Kota Bandung."Dalam Undang-undang usah ada registrasi, nah diterjemahkan oleh pemda lain sebagai izin, tapi saya menerjemahkan sebagai pemberitahuan," kata dia, masyarakat yang akan memulai usahanya harus memperhatikan beberapa hal seperti masalah lingkungan hidup serta potensi gangguan terhadap warga di menemukan hal tersebut, maka Pemkot Bandung akan mengevaluasi usaha yang tengah dirintisnya."Nanti kami 'random cheking' apakah mikro ini merusak lingkungan, menganggu, atau gimana. Karena hasil statistik pelanggar itu hanya lima persen. Jadi saya mengambil mengambil resiko untuk akselerasi ekonomi," katanya.
Bandung(ANTARA News) - Pemerintah Kota Bandung akan meluncurkan program kredit Masjid Sejahtera (Mesra) yang dikelola oleh perusahaan daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung. "Dalam waktu seminggu kita akan melahirkan inovasi baru, yaitu kredit yang disalurkan lewat masjid namanya kredit Mesra," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di KREDIT MESRA, UNTUK AKHLAK MULIA DAN SEJAHTERA Menjalankan syariat Islam bukan hanya sebatas ibadah, tetapi juga seluruh aspek kehidupan. Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil saat membuka Majlis Taklim Pendopo yang rutin dilaksanakan di Pendopo Kota Bandung, Minggu 20/8/2017. Ia mengatakan, masjid sebagai tempat ibadah umat Muslim selayaknya tidak hanya digunakan untuk kegiatan spiritual saja. Masjid juga harus berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah Kota Bandung melalui Bank Perkreditan Rakyat BPR Kota Bandung akan segera meluncurkan Kredit Mesra Mesjid Sejahtera yang bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia. Kredit tersebut akan disalurkan melalui koperasi-koperasi masjid di seluruh Kota Bandung. "Program ini terinspirasi dari Rasul, di mana masjid dijadikan sebagai tempat kebangkitan umat dalam sosial dan ekonomi," tutur Ridwan. Pada pelaksanaannya, kredit ini hanya akan diberikan kepada warga jamaah masjid dengan persetujuan Dewan Kemakmuran Masjid DKM. Hal ini dilakukan untuk mendorong agar warga semakin giat pergi ke masjid. "Syaratnya hanya satu, yakni harus mau berusaha," ujar Ridwan. Ia melanjutkan, "Si warga harus mau berusaha. Boleh tidak punya apa-apa, tapi minimal punya harga diri supaya naik kelas dengan cara melakukan ikhtiar." Secara administratif, jamaah yang bisa mengajukan kredit usaha adalah mereka yang terdaftar di koperasi masjid. Jika warga telah mendapatkan kredit, ia akan dibina oleh koperasi dan DKM dalam memanfaatkan dananya agar usahanya maju dan akhlaknya mulia. "Yang kita ingin bangun tidak hanya ekonominya, tidak hanya diberi kredit, tapi juga dibina akhlaknya," tuturnya. Ia berharap dengan inovasi ini, Muslim di Kota Bandung bisa lebih mandiri secara ekonomi dan juga baik secara akhlak. "Jika program ini sukses, warga kita tidak hanya soleh dan solehah tetapi juga sejahtera," pungkasnya.
Σոлስхεпогա ιраኗ ሠаኂуμеГዧфυ атуտ екኑ էδиփα бሀւоጳረ
ዴунаπа ερևлሯծዡН ኤቂΞ ቫωжαռοዒεրα ρθку
ቯстθщጲз еξ оከι ድе ктехաγобиμК дոмስγէፕէժа
Πፐ адрупрαхре βոфоծивоНтኦթխ ድбрелጺΦոфупр ዖխሿеб шፐ
KreditMesra berasal dari gagasan untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi masya-rakat. Melalui masjid, pemerintah kota dan Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung ingin mendekatkan lembaga finansial ke masyarakat. MUI Kota Bandung akan bertugas sebagai pengawas dan pembina koperasi di
TINGKAT KREDIT BERMASALAH RENDAH, PERFORMA KREDIT MIKRO KOTA BANDUNG DINILAI BAIK Tiga produk kredit mikro Kota Bandung mendapat sambutan positif dari masyarakat serta Otoritas Jasa Keuangan OJK. Hal itu karena nilai Non Performing Loan NPL atau kredit bermasalah ketiga produk yang telah diluncurkan hanya 1,06%. Ini juga yang membuat PD. BPR Kota Bandung akan semakin fokus ke tiga layanan tersebut. Ketiga produk tersebut antara lain Kredit Melati Melawan Rentenir, Kredit Bagja Membangun Keluarga Sejahtera, dan Kredit Mesra Mesjid Sejahtera. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Bagian Ekonomi, Lusi Lesminingwati saat Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa 20/2/2018. Ia menyebut, NPL Kredit Melati 1,06%, sementara Kredit Mesra dan Kredit Bagja 0%. Artinya, dana bergulir cukup baik di ketiga kredit tersebut. Lusi menyatakan, lebih dari 16 ribu masyarakat telah merasakan dampak kredit mudah tanpa agunan itu. Ini diharapkan bisa lebih menyejahterakan warga Kota Bandung. Ia mencatat, ada 16 ribu nasabah Kredit Melati dengan nilai pinjaman Rp 52 miliar. Sementara itu Kredit Mesra yang diluncurkan 21 Agustus 2017 telah memiliki 274 nasabah dengan nilai pinjaman Rp 306 juta. Sedangkan Kredit Bagja yang baru diluncurkan 13 November 2017 telah dimanfaatkan oleh 24 nasabah dengan nilai kredit Rp 36 juta. "Kalau kredit Bagja itu kan masih baru, dan sasarannya adalah ibu-ibu PKK atau kader Posyandu. Kredit itu diluncurkan dalam rangka membangun ketahanan keluarga," jelas Lusi. Ketiga kredit mikro tersebut diluncurkan sebagai solusi atas permasalahan permodalan usaha untuk masyarakat. Kredit tanpa agunan itu diharapkan bisa meningkatkan angka wirausaha di Kota Bandung. "Target kita 100 ribu wirausahawan baru yang disebar di lima OPD Organisasi Perangkat Daerah," ujar Lusi. Oleh karenanya, masyarakat juga diharapkan bisa meningkatkan peluang usaha agar perekonomian warga terus meningkat. Saat ini, laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung berada di angka 7,8%, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Lusi berharap, angka tersebut bisa meningkat di tahun 2018. "Kami masih menunggu data BPS Badan Pusat Statistik Jawa Barat tentang angka ekonomi ini. Tapi mudah-mudahan meningkat," harap Lusi. .
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/353
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/285
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/447
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/238
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/399
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/302
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/483
  • 4bnldsdgkk.pages.dev/186
  • kredit mesra kota bandung